Minggu, 13 Juni 2010

Aku Dan Negeri Ku Syam






Malam hari dengan udara yang keluar dari jendela flat kami membuat suasana musim panas di Syria ini menyejukan suasana kami, dengan terdengarnya alunan nasyid menambah suasana semakin terasa, setelah ba’da isa kami berdua yaitu aku dan Bang cecep menyiapkan makan malam dengan lauk seadanya, itu yang membuat kami selalu bersyukur akan nikmat Allah yang begitu banyak. Sudah tidak terasa sudah tiga bulan tinggal di Syria, dengan bekal hati yang bersih untuk menuntut ilmu dan terutama medapatkan keridhaan Allah S.W.T.
Makan malam sudah siap, dengan aroma yang harum yang mengharuskan kami beranjak dari kamar masing-masing untuk menyantap hidangan yang di siapkan oleh piket pada hari itu. Sambil menikmati hidangan makan malam kami selalu bertukar cerita apa itu tentang kegiatan yang telah kami lakukan seharian, itu yang membuat kami memilki rasa persaudaraan yang begitu harmonis. Musim panas di Syria ini memliliki waktu siang sangat panjang sehingga Isa baru selesai pukul sepuluh malam.
Ketika makan malam telah selesai kami kembali ke kamar kami masing-masing, yang piket masih harus mempunyai tugas merapihkan ruang dapur, setelah aku selesai merapihkan ruang dapur aku pun bergegas kembali ke kamar kebetulan kamar aku dan bang cecep berhadapan dengan jalan besar sehingga alunan musik arab begitu terdengar sampai kamar kami, Bang cecep adalah teman sekamar aku dia telah menyelesaikan hafalan 30 juz di Indonesia, dia memiliki intergrity yang sangat baik kepribadian yang patut di contoh. Aku banyak belajar dari dia apakah itu tentang kehidupan dan kedisiplinan terhadap waktu , dia telah mutazawij dengan kedewasaannya dia mampu membimbing saya dalam segala hal.
Sejuknya udara yang masuk dari jendela flat kami membuat mata mengantuk, dengan segera aku mematikan lampu kamar dan kebetulan Bang cecep juga terlihat lelah karena jadwal yang padat pada hari ini, sebelum tidur kuambil ambil air wudhu untuk melaksanakan shalat tahajud. Ku periksa semua kamar ternyata kamar depan belum tidur yang di huni oleh Bang Ragiel, dia adalah pemimpin kami di rumah ini, kebetulan dia belum tidur karena besok dia ada ujian semester di tempat kuliahnya. Dia juga patut di contoh karena keteladannya di Syria ini, dia telah tinggal di Syria ini lima tahun dan insya Allah tahun ini lulus, keseriusannya dalam menuntut ilmu itulah yang ingin kami contoh.
Setelah melihat kamar teman-teman, aku langsung kembali ke kamar dan langsung tidur kemudian berdoa semoga hari esok lebik baik dari hari ini. Dengan padatnya aktivitas membuat badan ini ingin menjatuhkan ke kasur untuk mengistirahatkan segenap keletihan dan menyiapkan stamina untuk hari esok. Jam menunjukan pukul setengah tiga , aku langsung bergegas mengambil air wudhu untuk shalat malam, sunyi hanya terdengar suara hembusan angin malam yang kencang, setelah melakukan empat rakaat shalat malam dan di sudahi dengan dzikir kepada Allah untuk selalu memohon ampun atas dosa yang telah aku perbuat.
Waktu subuh telah datang, kami semua turun dari flat yang terletak di lantai lima dengan angin pagi yang sejuk karena musim pada bulan ini musim panas tidak terlalu dingin apabila waktu musim dingin pada pagi hari, yang mengharuskan menggunakan pakian tebal untuk menghangatkan badan. Setelah shalat subuh selesai kami melakukan aktivitas kami masing-masing ada yang menghafal Al-Qur’an ada yang mengikuti talaqqi di masjid-masjid terdekat. Dengan mengunakan pakian muslim hitam dan celana hitam aku berangkat ke mesjid untuk talaqqi. Sekitar 7 km dari flat kami membutuhkan waktu 15 menit untuk sampai ke mesjid rifa’i. Talaqqi mulai dari jam enam sampai jam setengah delapan dan sekarang masih pukul lima, sambil menunggu waktu talqqi saya membaca Al-Qur’an dan shalat dua raka’at. Duduk di baris depan untuk menyimak nasehat nasehat yang di sampaikan oleh syeikh osama, pembahasan untuk hari ini mengenai bab mawaris sedikit terpikir dalam benak ini untuk segera menikah, sedikit terbayang untuk menikah sedikit membuat tersenyum sendiri. Teringat niat awal belajar di sini, langsung ku buang jauh-jauh bayangan tersebut, setelah satu jam setengah menyimak talaqqi kami di hidangkan teh oleh pengurus masjid. Talaqqi pun selesai, aku bertemu teman-teman Indonesia dan hanya sedikit berbincang-bincang menanyakan kabar dan aku langsung kembali ke flat.
Perjalanan setelah mengikuti talaqqi, berjalan santai menikmati udara pagi, di tengah perjalanan pulang menuju flat aku melihat pedangang roti karena perut sudah lapar ku keluarkan froto 10 syrian pound dari saku celana ku, sambil menikmati satu roti di pinggir jalan yang berhadapan dengan terminal bis yang di situ pada pagi hari sudah banyak kegiatan seperti bejualan, toko-toko di daerah terminal pada pagi hari sudah buka, ku memandangi daerah tempat ku duduki dengan pemandangan yang sangat indah tak lama ku melihat seorang perempuan lewat di samping penjual roti dengan mengunakan jilbab sampai menutupi hidung dan mulutnya. Sekian detik ku memandangi dia, dengan rasa penasaran roti pun tak termakan, dia melewati jalan yang ku lewati tadi sepulang dari tempat talaqqi.
Setelah beberapa lama berdiam di tempat tersebut, roti sudah termakan dan saya langsung beranjak pergi menuju flat, matahari pun semakin tinggi di perjalan hati bertanya-tanya siapa perempuan tersebut?. Sesampai di flat aku langsung mengambil daftar nama-nama mahasiswa dan mahasiswi Indonesia di Syria sepertinya tidak ada mahasiswa perempuan yang menggunakan jilbab yang menutupi samapi hidungnya, hati ini semakin penasaran.
Pada saat melihat daftar nama mahasiswa, langsung ku beranjak ke dapur untuk melaksanakan aktivitas setelah talaqqi, seperti mencuci piring dan merapihkan dapur. Setelah beberapa lama ku berada di dapur, tidak lama untuk merapihkan segalanya yang ada di dapur dengan segera menuju kamar mandi untuk bersiap-siap kuliah. Suasana pagi di flat kami sangat sepi karena semua sudah memiliki kegiatan yang tetap ada yang setelah dari shalat subuh tidak kembali ke flat dan langsung menuju tempat kuliah karena tempat kuliah yang lumayan jauh apabila di tempuh menggunakan service, service adalah sebutan kendaraan umum di sini dengan waktu seperempat jam. Setelah mandi selesai dan mengunakan pakaian ku semprotkan sedikit perfume di bagian leher ku.
Perjalanan menuju tempat kuliah hari ini ku tempuh dengan menggunakan bis karena service yang ingin ku naiki selalu penuh, karena sercive selain murah dan nyaman oleh karena itu lebih banyak di tumpangi oleh masyarakat di sini. Bis pun datang dan langsung naik dan mengeluarkan froto sepuluh Syria pound, ternyata bis juga sangat penuh selama seperempat jam ku berdiri dengan bedesak desakan akhirnya sampai juga di tempat kuliah tetapi aku harus berjaan sekitar 500 meter dari tempat pemberehentian bis, suasan sekitar kampus sudah mulai ramai ada yang sarapan. Ku sangat senang bisa belajar di negri Syam karena pergaulan yang sangat terjaga, tidak ku melihat perempuan dan laki laki yang bukan muhrimnya jalan berdua apalagi berpegangan tangan, sungguh suasana yang islami.
Seperti biasa sebelum saya masuk kuliah setengah jam aku mampir ke warnet untuk melihat berita-berita terbaru. Kulihat e-mail masuk ada beberapa e-mail dari teman-teman dari Indonesia.
Asslamualaikum warohmatullahi wabarokatu
Akhi apa kabar semoga Allah memberikan kesehatan kepada kamu dan teman-teman di sana. Amin. Terimakasih sebelumnya sering mampir ke blog ana, ana senang selalu ada comment-comment terbaru dari kamu.
Sudah tidak terasa kita berpisah tiga bulan, yang biasa waktu SMA kita selalu bersama mulai dari berangkat sekolah dan pulang sekolah,sekarang kita sudah sangat jauh dan kita sudah memiliki jalan masing-masing untuk menjalani kehidupan dan sekarang terbukti impian kamu untuk bisa kuliah di luar negri, sudah terwujud tinggal bagaiman kamu mensyukuri nikmat Allah tersebut. Semoga sepulang dari sana kamu bisa membimbing umat dan keluarga.
Bagaimana rencana kedepan, ada terpikir untuk menikah? hehe. Jangan-jangan sudah terpikir untuk menikah lagi, asal jangan sama perempuan sana aja kamu nikahi.
Oiya ada salam dari teman-teman semoga cepat sukses dan selesai study nya dengan cepat dan kembali ke Indonesia sudah memilki ilmu yang banyak. Sekian dulu tulisan ana, semoga sedikit menjadi penyemangat.
Wassalam.
Setelah kubaca e-mail tersebut aku ingin membalasnya, tapi waktu masuk kuliah sudah sebentar lagi, langsung kumatikan dan lansung aku bayar, setengah jam hanya membayar 15 Syrian pound. Setelah ku ke luar dari warnet langsung ku beranjak ke kelas, aku harus menaiki tangga sekitar 50 anak tangga atau lima tingkat karena kelas saya berada di lantai 5 terkadang naik tangga dan terkadang naik lift. Tapi aku lebih memilih manaiki tangga hitung-hitung olahraga pagi. Setelah sampai di kelas aku langsung memilih duduk di kursi depan agar dapat menyimak mata kuliah dengan baik. Kuliah di mulai dari pukul 09.00 sampai pukul 14.30, suasana kelas yang begitu mendukung kami untuk belajar membuat kami tidak mau kehilangan sedikit pun pelajaran yang sampaikan oleh syeikh kami, waktu dzuhur pun telah masuk kami semua langsung bergegas untuk melaksanakan shalat dzuhur berjamaah di lantai bawah.
Setelah selesai melaksanakan shalat dzuhur berjamaah aku pun langsung kembali ke kelas untuk sedikit membaca untuk mata kuliah yang akan di sampaikan setelah ini. Membaca sebelum syeikh mengajarkan kepada kami, aku sudah bisa membayangi apa yang akan di jelaskan nanti di kelas dan juga menurutku kita tidak di rugikan dengan membaca, karena itu akan menjadi ilmu kita. Setelah beberapa menit syeikh yang mengajar masuk, pelajaran hari ini adalah fiqih pembahasan pada bab thaharah karena aku telah membaca ketika syeikh bertanya siapa yang bisa menjelaskan pada bab thaharah aku langsung maju dan menjelaskan apa yang telah aku baca.
Aku membacakan surat Al-Maidah ayat 6 yaitu yaa ahuhaladzi namanu idza qumtu ila shalati fagsilu wujuhakum wa aidiyakum ilal maraafiiq…..
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman!apabila kamu hendak melaksanakan shalat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai siku…
Setelah aku sedikit membahas tentang bab thaharah aku di persilahkan duduk oleh syeikh, dan syeikh pun tersenyum kepadaku karena aku mampu menjelaskan bab tersebut walaupun belum di bahas. Setelah mata kuliah fiqih selesai aku kembali ke warnet untuk membalas e-mail dari temanku dan karena waktu kuliah telah selesai aku langsung menuju warnet, setelah sampai di depan warnet yang biasa aku tempati ternyata penuh biasa apabila waktu kuliah telah selesai warnet penuh dengan mahasiswa, terpaksa aku harus mencari tempat lain aku membalikan bandan dan tepat di depan aku ada warnet tetapi warnet yang di depan ini agak mahal di banding warnet yang biasa aku tempati apa boleh buat dan aku masuk memang agak sepi dari warnet yang biasa aku tempati, aku duduk di pojok sebaelah kanan dekat tempat soft drink aku mengambil sebotol ashir manggo dan aku kembali mengulang bacaan e-mail dari temanku tadi,
Asslamualaikum warohmatullahi wabarokatu
Akhi apa kabar semoga Allah memberikan kesehatan kepada kamu dan teman-teman di sana. amin. Terimakasih sebelumnya sering mampir ke blog ana, ana senang selalu ada comment-comment terbaru dari kamu.
Sudah tidak terasa kita berpisah tiga bulan, yang biasa waktu SMA kita selalu bersama mulai dari berangkat sekolah dan pulang sekolah, sekarang kita sudah sangat jauh dan kita sudah memiliki jalan masing-masing untuk menjalani kehidupan dan sekarang terbukti impian kamu untuk bisa kuliah di luar negri sudah terwujud tinggal bagaiman kamu mensyukuri nikmat Allah tersebut. Semoga sepulang dari sana kamu bisa membimbing umat dan keluarga.
Bagaimana rencana kedepan, ada terpikir untuk menikah? hehe. Jangan-jangan sudah terpikir untuk menikah lagi,asal jangan sama permpuan sana aja kamu nikahi.
Oiya ada salam dari teman-teman semoga cepat sukses dan selesai study nya dengan cepat dan kembali ke Indonesia sudang memilki ilmu yang banyak.Sekian dulu tulisan ana, semoga sedikit menjadi penyemangat.
Wassalam.
Aku segera membalas e-mail dari teman lamaku di Indonesia,
Wa alaikumussalam warrahmatullahi wabarrakatu,
Akhi , terima kasih untuk e-mailnya aku senang membacanya. Alhamdullillah ana di sini sehat dan selalu di jaga oleh Allah S.W.T gimana kabar kamu di sana semoga Allah selalu melindungi kamu dan keluarga. Amin.
Ana juga selalu senang membaja tulisan yang ada di blog kamu karena isinya selalu mengenai ketaqwaan seorang muslim kepada Allah,itu yang selalu mengingatkan ana agar selalu menjadi hamba Allah yang bertaqwa. Iya sudah tiga bulan kita berpisah semoga ini menjadi penambah semangat untuk menuntut ilmu. Ana kuliah jauh di sini untuk belajar agar bisa membimbing keluarga dan teman-teman di sana, salam balik dari ana untuk teman-teman di sana ana yang selalu merindukan mereka dan selalu mendoakan teman-teman semua agar selalu dalam bimbingan Allah S.W.T, untuk masalah nikah kayanya masih lama masih pengen menuntut ilmu, klo memang sudah ada jodohnya juga bakal nikah ko, tenang saja nanti ana nikahnya di Indonesia agar teman-teman juga bisa merasakan kebahagiaan.
Semoga e-mail kamu manjadi penyemangat ana agar selalu menjadi hamaba Allah yang bertaqwa kepada-Nya.
Wassallam..
Setelah selesai membalas e-mail dari temanku aku matikan komputer dan segera membayar dan ketika aku ingin keluar aku berpapasan dengan seorang perempuan yang menggunakan cadar pada waktu pagi itu, kami berdua pun sama sama melirik dan mata kami bertemu tetapi langkah kaki tetap berjalan menuju ke luar dan aku masih diam tanpa pikiran dan tidak berani lagi untuk menoleh kebelakang kembali. Kembali pulang ke flat dengan rasa penuh tanya siapa perempuan bercadar itu?aku rasa perempuan itu sangat menjaga kepribadiannya, dia jarang terlihat manggunakan pakaian yang berwarna dan selalu menggunkan warna gelap, itu adalah keafdhalannya lebih baik dari pada menggunakan pakaian yang cerah yang masih bisa mengundang mata laki –laki.
Aku segera beristigfar sepanjang perjalanan pulang menuju flat kepada Allah karena aku telah memikirkan perempuan tersebut, matahari semakin panas di ubun-ubun ini rasanya ingin ku sirami dengan air yang sangat dingin, musim panas kali ini sangat panas tetapi itu tidak mengurangi semangat ku untuk berpergian keluar flat untuk mengikuti kegiatan talaqqi. Setelah sampai di flat, makan siang sudah tersaji di ruang makan, sebelum makan aku mengambil air wudhu dan mengulang bacaan Al-Quran yang akan di setorkan setelah ba’da isa ole syeikh Abu Annas, beliau adalah seorang alim yang bijak dan ketadu’annya yang patut aku contoh.
Setelah beberapa halaman mengulang hafalan ayang akan aku setorkan ,teman-teman satu flat sudah berkumpul. Kami makan siang bersama-sama, setelah makan siang selesai aku pun langsung bersiap-siap untuk talaqqi di masjid Iman dan shalat berjamaah di sana, karena uda di luar sangat panas aku mandi terlebih dahulu untuk menyegarkan badan.
Badan pun segar setelah mandi dan segera bersiap-siap untuk menuju masjid iman, karena waktu sudah mau masuk waktu Asar aku langsung memberhentikan taxi,”bi adat ya mu’alim?” Tanya aku “na’am,tafadhol , taxi pun meluncur dengan cepat menuju masjid iman dengan menggunakan taxi aku bisa mengirit waktu 10 menit dari biasanya. Katika sampai di masjid iman jamaah sudah memadati isi masjid, ku duduk di agak belakang karena sudah sangat penuh biasanya aku selalu duduk di baris depan, karena aku harus mandi dulu aku mendapatkan tempat duduk di belakang mungkin lain kali aku harus mandi lebih awal dari waktu biasanya agar tidak terlambat. Karena talaqqi hari ini adalah syeikh Dr.Said Ramadhan Al-Buty wajar saja apabila seharusnya mulai jam 16.00 tapi jama’ah sudah berkumpul setengah jam lebih awal.
Masjid Iman terdiri dari dua lantai lantai satu untuk laki-laki yang pintu masuknya dari sebelah barat, dan lantai dua untuk perempuan yang pintu masuknya dari sebelah selatan. Dalam pembahasan kali ini aku sangat menyimak apa yang di sampaikan oleh syeikh pada saat itu , selesainya talaqqi pada sore ini langsung ku bergegas pergi ke menjid Manjak yaitu mesjid yang tidak jauh dari flatku, karena aku ada talaqqi Nadzil Mutaqqin pada hari senin dan hari kamis aku tidak pernah meninggalkan pembahasan ini karena menurut ku pembahasaan yang di bahas sangat penting,yaitu tentang ilmu tafsir setelah mengikuti shalat berjamaah di mesjid Manjak aku langsung menyiapkan tempat untuk membahas secara intensif bersama syeikh Abu Annas…tiba-tiba handphone syeikh berbunyi dan keluarlah sebentar beliau dari aula mesjid,setelah selesai berbincang beberapa lama aku isi dengan mengulang hafalan Qur’anku , tak lama kemudian syeikh pun datang dan langsung berbicara kepadaku dan minta izin karena ada keperluan mendadak yang harus di selesaikan pada saat itu, pergilah syeikh dari aula mesjid Manjak yang cukup besar, waktu masih ada setengah jam untuk waktu isa, ku isi waktu kosong tersebut dengan mengulang hafalan kembali, kebetulan hanya aku yang berada di aula mesjid tersebut tidak lama kemudian dari atas terdengar suara panggilan, mesjid manjak memiliki dua lantai lantai pertama untuk laki-laki, dan lantai atas untuk perempuan”laussamahat,athfil misbah wa athfil mirwahah” terdengar suara dari lantai atas”ana asif ma araf’tu say’an..perempuan tersebut meminta tolong untuk menyalakan kipas angin dan lampu, setelah itu aku langsung mencari ta’mir masjid untuk minta tolong menyalakan lampu dan kipas angin atas, aku tidak bertanya-tanya siapa perempuan yang memanggilku tadi dan aku lanjutkan membaca Al-Qur’an.
Berakhirnya waktu asar aku pun berenjak ke tempat wudhu untuk mengambil air wudhu, dan aku lanjutkan dengan shalat dua raka’at sebelum waktu magrib masuk karena para jama’ah belum terlalu banyak aku keluar dari aula mesjid, di mesjid manjak terdapat aula terbuka yang cukup besar di situlah aku duduk sambil berdzikir kepada Allah akan nikmatnya yang begitu besar..setelah beberapa menit waktu adzan maghrib masuk, aku shalat dua raka’at dan melaksanakan shalat maghrib berjamaah, ketika aku sedang duduk di belakang sambil mengulang hafalanku untuk disetorkan pada syeikh Abu Annas aku di panggil oleh syeikh ku untuk masuk ke ruangannya aku di perintahkan untuk menjadi imam pada shalat isa, beliau menjelaskan bawha setelah ini beliau ada urusan, dengan mantap aku mengiyakan permintaan beliau langsung aku ambil Al-Qur’an untuk menyiapkan untuk bacaan shalat isa nanti.
Waktu Isa pun telah masuk dan aku langsung di persilahkan untuk mempimpin shalat Isa pada saat itu,ku bacakan surat Ar-Rum dari ayat 21-24, salah satu arti ayatnya adalah…
Dan di antara tanda-tanda(kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasang-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.
Dan pada rakaat kedua aku membaca ayat Qursi, setelah selesainya shalat berjamaah aku memimpin dzikir setelah shalat, aku senang karena pada saat itu mesjid yang aku imami padat dan di lantai atas pun di isi oleh perempuan. Karena syeikh ku sedang ada urusan setelah ini aku tidak menyetorkan hafalanku, berakhirnya dzikir aku dan para jamaah bersaliman dengan para jama’ah yang lain.
Pertemuan Dengannya (1)
Dalam sepekan ini aku melakukan aktivitas yang sama seperti biasanya, di pertengahan musim panas banyak sekali dari turis dari mancanegara berdatangan untuk menikmati liburan musim panas di Syria, pada pertengahan musim panas ini, matahari terasa sangat dekat dengan kepala sering kulihat di handphone ku cuaca samapi 40°C, terkadang aku mandi pada musim panas sampai lima kali dalam sehari. Ketika di flat kami se isi rumah sedang besenda gurau di ruang tengah, handphone ku berbunyi yang tandanya ada telpon masuk, aku lihat ternyata teman ku dari Indonesia menelponku tidak biasanya nomer Indonesia yang menelponku.
Beberapa saat aku menerima telepon, perbincangan selesai teryata itu dari teman SMP ku ketika mondok di suatu Pesantren di bogor, dia mengatakan akan datang ke Syria dua minggu lagi untuk berziarah ke Syria, aku sangat senang mendengar kabar ini temanku ini bernama Mustaghfir ini akan melakukan perjalanan ke Syria ini bukan hanya untuk berziarah melaikan untuk mengambil ilmu-ilmu yang terdapat di Syria ini yang begitu banyak para Ulama besar, Mustaghfir ini sekarang melanjutkan studynya di Universitas Indonesia jurusan Ekonomi Syariah selain itu dia juga sudah mengajar bahasa arab di pesantren tempat aku SMP bersama dia, dia ingin menerapkan pembelajaran di Syria untuk pembelajaran di pesantren.
Beberapa hari seperti biasanya aku menjalankan aktivitas seperti biasa, tapi pada minggu ini aku di minta untuk mengisi khutbah jumat di mesjid manjak ini adalah pertama kalinya aku diminta untuk mengisi khutbah jum’at. Setelah shalat jum’at selesai aku pergi menemani temanku ke toko buku Darul fiqr ,dari flat hanya membutuhkan waktu lima menit untuk sampai ke Drarul fiqr, setelah sampai aku juga masuk menemani temanku, sekalian melihat buku-buku terbaru yang baru terbit. Aku hanya membawa uang 100 Syria pound, itu hanya cukup untuk makan siang dan membayar service, mungkin lain kali apabila aku pergi ke Darul fiqr membawa uang lebih, padahal buku-bukunya bagus-bagus.
Setelah selesai membeli beberapa buku, temanku mengajak aku makan siang di dekat daerah situ, ketika aku sedang menunggu pesanan makan aku isi waktu luang tersebut dengan membaca Al-Quran tiba-tiba datang dari arah belakang yang berbadan besar hitam mengenakan pakaian kantoran dan bersepatu hitam mengkilat, memang kebiasan orang arab apabila berpakaian selalu rapih seperti mau ke kantor. Dia mengajak aku untuk pergi bersamanya menggunakan mobil pribadi, aku tidak mengenal dia sebelumnya dan tidak tahu apa yang dia ingin lakukan terhadapku, dia menarik tanganku cukup kencang aku terbawa olehnya pada saat itu aku langsung ikut orang besar tersebut dengan mobil pribadianya. Ketika aku masuk ke dalam mobil di samping depan sudah ada perempuan tidak menggunakan jilbab dan berpakaian seperti kekurangan bahan, aku semakin bingung , sedan Chevrolet optra membawa kami ke sebuah gedung besar ternyata orang besar itu adalah petugas dari kedutaan, aku selalu ingat pesan dari salah satu temanku di Indonesia,
Kata pujangga cinta letaknya di hati. Meskipun tersembunyi, namun getarannya tampak sekali. Ia mampu mempengaruhi pikiran sekaligus mengendalikan tindakan. Sungguh, Cinta dapat mengubah pahit menjadi manis, debu beralih emas, keruh menjadi bening, sakit menjadi sembuh, penjara menjadi telaga, derita menjadi nikmat, dan kemarahan menjadi rahmat. Cintalah yang mampu melunakkan besi, menghancurkan batu karang, membangkitkan yang mati dan meniupkan kehidupan padanya serta membuat budak menjadi pemimpin. Inilah dasyatnya cinta.
Namun hati-hati juga dengan cinta, karena cinta juga dapat membuat orang sehat menjadi sakit, orang gemuk menjadi kurus, orang normal menjadi gila, orang kaya menjadi miskin, raja menjadi budak, jika cintanya itu disambut oleh para pecinta palsu. Cinta yang tidak dilandasi kepada Allah. Itulah para pecinta dunia, harta dan wanita. Dia lupa akan cinta Allah, cinta yang begitu agung, cinta yang murni.
Tak jarang orang mengaku mencintai Allah, dan sering orang mengatakan mencitai Rasulullah, tapi bagaimana mungkin semua itu diterima Allah tanpa ada bukti yang diberikan, sebagaimana seorang arjuna yang mengembara, menyebarangi lautan yang luas, dan mendaki puncak gunung yang tinggi demi mendapatkan cinta seorang wanita. Bagaimana mungkin menggapai cinta Allah, tapi dalam pikirannya selalu dibayang-bayangi oleh wanita/pria yang dicintai. Tak mungkin dalam satu hati dipenuhi oleh dua cinta. Salah satunya pasti menolak, kecuali cinta yang dilandasi oleh cinta pada-Nya.

Di saat Allah menguji cintanya, dengan memisahkanya dari apa yang membuat dia lalai dalam mengingat Allah, sering orang tak bisa menerimanya. Di saat Allah memisahkan seorang gadis dari calon suaminya, tak jarang gadis itu langsung lemah dan terbaring sakit. Di saat seorang suami yang istrinya dipanggil menghadap Ilahi, sang suami pun tak punya gairah dalam hidup. Di saat harta yang dimiliki hangus terbakar, banyak orang yang hijrah kerumah sakit jiwa, semua ini adalah bentuk ujian dari Allah, karena Allah ingin melihat seberapa dalam cinta hamba-Nya pada-Nya. Allah menginginkan bukti, namun sering orang pun tak berdaya membuktikannya, justru sering berguguran cintanya pada Allah, disaat Allah menarik secuil nikmat yang dicurahkan-Nya.

Itu semua adalah bentuk cinta palsu, dan cinta semu dari seorang makhluk terhadap Khaliknya. Padahal semuanya sudah diatur oleh Allah, rezki, maut, jodoh, dan langkah kita, itu semuanya sudah ada suratannya dari Allah, tinggal bagi kita mengupayakan untuk menjemputnya. Amat merugi manusia yang hanya dilelahkan oleh cinta dunia, mengejar cinta makhluk, memburu harta dengan segala cara, dan enggan menolong orang yang papah. Padahal nasib di akhirat nanti adalah ditentukan oleh dirinya ketika hidup di dunia, Bersungguh-sungguh mencintai Allah, ataukah terlena oleh dunia yang fana ini. Jika cinta kepada selain Allah, melebihi cinta pada Allah, merupakan salah satu penyebab do’a tak terijabah.
Bagaimana mungkin do’a seorang gadis ingin mendapatkan seorang laki-laki sholeh terkabulkan, sedang dirinya sendiri belum sholehah.

Bagaimana mungkin do’a seorang hamba yang mendambakan rumah tangga sakinah, sedang dirinya masih diliputi oleh keegoisan sebagai pemimpin rumah tangga..

Bagaimana mungkin seorang ibu mendambakan anak-anak yang sholeh, sementara dirinya disibukkan bekerja di luar rumah sehingga pendidikan anak terabaikan, dan kasih sayang tak dicurahkan.

Bagaimana mungkin keinginan akan bangsa yang bermartabat dapat terwujud, sedangkan diri pribadi belum bisa menjadi contoh teladan

Banyak orang mengaku cinta pada Allah dan Allah hendak menguji cintanya itu. Namun sering orang gagal membuktikan cintanya pada sang Khaliq, karena disebabkan secuil musibah yang ditimpakan padanya. Yakinlah wahai saudaraku kesenangan dan kesusahan adalah bentuk kasih sayang dan cinta Allah kepada hambanya yang beriman…

Dengan kesusahan, Allah hendak memberikan tarbiyah terhadap ruhiyah kita, agar kita sadar bahwa kita sebagai makhluk adalah bersifat lemah, kita tidak bisa berbuat apa-apa kecuali atas izin-Nya. Saat ini tinggal bagi kita membuktikan, dan berjuang keras untuk memperlihatkan cinta kita pada Allah, agar kita terhindar dari cinta palsu.

Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan hambanya yang betul-betul berkorban untuk Allah Untuk membuktikan cinta kita pada Allah, ada beberapa hal yang perlu kita persiapkan yaitu:

1) Iman yang kuat
2) Ikhlas dalam beramal
3) Mempersiapkan kebaikan Internal dan eksternal. Kebaikan internal yaitu berupaya keras untuk melaksanakan ibadah wajib dan sunah. Seperti qiyamulail, shaum sunnah, bacaan Al-qur’an dan haus akan ilmu. Sedangkan kebaikan eksternal adalah buah dari ibadah yang kita lakukan pada Allah, dengan keistiqamahan mengaplikasikannya dalam setiap langkah, dan tarikan nafas disepanjang hidup ini. Dengan demikian InsyaAllah kita akan menggapai cinta dan keridhaan-Nya.
Sesampainya kami di gedung besar tersebut, yang aku ketahui itu adalah gedung pertemuan. Duduklah aku di suatu ruangan besar dan terdapat sofa yang tidak pernah aku duduki, sofa yang sangat bagus, dan di depanku adalah perempuan yang tadi bersama kami di mobil , dia menatapiku dengan sangat serius dan beberapa kali dia memberikan senyuman kepadaku, itulah godaan terbesar pada saat itu dia sangat cantik rambut yang agak pirang tergerai rapih sampai punggung, dengan menggunakan shall berwarna putih di pakaikan di bahu, dia memiliki wajah yang cantik tetapi sayang cara berpakaiannya seperti kekurangan bahan.
“Astagfirullah..”ada apa ini tiba-tiba hati ini sangat gelisah, apa ini menandakan akan terjadi hal yang tidak aku inginkan,”ya Allah lindungi aku dari segala perbuatan yang menghalangiku untuk mendapatkan keridhaan-Mu”, aku terus berdoa kepada Allah agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan pada diriku. Setelah beberapa lama kami berdua diam, aku angkat bicara untuk menanyakan tempat wudhu karena waktu asar sudah mau masuk. Kemudian dia menunjukan aku ke arah pintu belakang dari gedung tersebut, ketika aku berjalan menuju tempat wudhu perempuan tersebut sudah berada di depanku, dia menarikku dengan. Segera aku langsung melepaskan tarikan itu, suatu tempat yang sepertinya bukan tempat wudhu, aku telah di bohongi oleh perempuan itu. Tak lama setelah kejadian tersebut datang seorang perempuan bercadar yang biasa aku lihat di mesjid manjak, dia melihat aku sedang berdua dengan perempuan yang kurasa perbuatnnya sangat tidak wajar. Kejadian ini semakin aneh, ada apa dengan ini, dengan tiba-tiba perempuan yang berkelakuan aneh datang kepadaku, dan pada saat yang bersamaan perempuan yang bercadar yang biasa aku lihat di masjid manjak ada di gedung itu juga. Apakah kejadian yang di rencanakan apa tidak sengaja, langsungku mencari laki-laki besar itu, setelah aku mencari di dalam gedung laki-laki tersebut sudah tidak ada, dan aku langsung pergi keluar untuk kembali ke tempat di mana mobil yang tadi kami gunakan saat perjalanan menuju ke sini , setelah aku mencari mobil sedan Chevrolet optra sudah tidak ada di parkiran tadi.
Bagiamana aku bisa pulang sedangkan uang yang aku bawa hanya 100 syria pound, sementara baju kemeja putihku basah karena keringat setelah berlari-lari mencari laki-laki besar yang membawaku ke tempat ini dan ternyata sudah tidak ada. Aku langsung mencari mesjid terdekat di daerah situ karena waktu asar sudah masuk, aku mengambil wudhu masih terpikir dalam batinku apa yang telah terjadi, setelah asar selesai aku membaca Al-Quran untuk menenangkan pikiran , setelah selesai membaca Al-Quran dari surat Al-waqi’ah aku pergi ke depan jalan. Tidak biasanya aku meninggalankan handphone ku di flat, setelah aku berjalan kira-kira 15 km aku menunggu taxi yang lewat karena sudah lumayan dekat, cukup dengan uangku yang hanya ada 100 Syrian pound, tidak lama aku menunggu taxi pun datang dan langsung mengantarku pulang menuju flat, sesampainya di flat aku langsung melihat handphone ku ternyata sudah ada 5 panggilan tak terjawab, ternyata teman satu flat ku yang menelpon sampai 5 kali.
Tak lama aku membaringkan badan. Handphone ku berbunyi, setelah aku lihat ada sms dari syeikhku memintaku sebelum maghrib berada di ruangannya. Bersegera aku mandi dan berpakain rapih, aku datang lebih awal sebelum syeikhku menunggu, aku menunggu di depan mesjid dan memikirkan kejadian yang sangat aneh. Ketika aku sedang menunggu di depan mesjid, terdengar suara yang benturan yang cukup keras dari arah selatan mesjid, aku sangat kaget dan langsung menuju sumber bunyi tersebut, aku melihat sepeda ontel tergeletak di dekat toko dan banyak gerombolan mengumpul di sumber bunyi itu muncul, aku masuk ke dalam gerombolan itu dan ternyata seorang anak kecil tergeletak tanpa daya. Dia tertabrak oleh mobil yang meluncur dengan kencang, aku langsung mengangkat anak tersebut dan di bawa dengan mobil yang telah menabraknya. Ya masih untung penabrak masih bertanggung jawab atas perbuatnnya. Bajuku terkena darah di bagian lengan, aku kembali ke depan mesjid menunggu syeikhku datang, tak lama setelah aku datang kemudia syeikh Abu Annas pun datang dan mengajakku untuk pergi ke rumahnya, baru kali ini aku di ajak untuk datang ke rumahnya. Sepanjang perjalanan kami membicarakan keadaan umat islam di timur tengah, karena aku senang dengan sejarah-sejarah islam, aku mengerti tentang peradapan islam pada zaman sebelum masehi.
Setelah kami sampai di depan rumah yang terlihat di depannya sangat sederhana,hanya sebuah pintu, memang bentuk rumah di sini terlihat sederhana saja depannya. Kemudian aku di persilahkan masuk oleh beliau, ketika aku masuk, aku melihat dalam rumahnya beda sekali dengan yang terlihat di depan pintu, depan pintu yang sangat sederhana tetapi ketika aku masuk sangat mewah, semua lantai di rumah menggunakan karpet, dan bentuk dalam rumahnya sangat unik. Aku di persilahkan duduk oleh beliau, beliau pun duduk. Perbincangan kami belum selasai, kami masih membicarakan masalah yang tadi, tak lama kemudian datang perempuan bercadar membawakan air minum dan buah-buahan, pada musim panas buah yang biasanya di jual adalah jeruk,cerry dan apel. Dari jarak kejahuan aku sudah tidak berani melihatnya apalagi untuk menatapnya untuk lebih jelas, aku menundukaan kepala. Sepertinya aku kenal dengan anak syeikh itu, dia yang sering aku lihat di lantai atas mesjid Manjak.
Kemudian perempuan bercadar itu kembali ke dalam ruangan, sepertinya dapur. Beberapa lama kemudia syeikh Abu Annas mengganti pembahasan, sepertinya ini inti pembicaraan kami, aku sangat kaget dengan apa yang baru saja dikatakan beliau. Diajaknya aku untuk melaksanakan rukun islam yang ke lima yaitu menunaikan ibadah haji. “ya Allah nikmat-Mu sungguh besar, aku berdoa dan menangis bahagia. Selama ini do’a yang setiap hari aku minta kepada Allah di kabulkan melalui beliau, beliau mengatakan kami berangkat tidak berdua, melainkan bersama orang lain. Beliau tidak memberitahukan siapa yang akan berangkat bersama kami. Dalam keadaan ekonomi yang sangat sulit orang yang seperti aku ini, sangat bersyukur bisa menunaikan ibadah haji. Bulan haji masih sekitar 6 bulan lagi, aku menyiapkan apa yang harus di siapkan.
Setelah selesai, kami pergi untuk melaksanakan shalat berjamaah di mesjid Manjak karena waktu adzah telah berkumandang. Selesai shalat maghrib berjama’ah aku mengikuti talaqqi seperti biasnya dengan syeikh Abu Annas dan ba’da isa aku menyetorkan hafalanku. Aku sudah tidak sabar ingin menyampaikan kabar gembira ini kepada teman-temanku dan keluarga di Indonesia. Aku ingat dengan salah satu arti ayat qur’an,
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.”(Q.S. Al-Ankabut (29) : 69)
Selesainya aku menyetorkan hafalanku, aku pamit pulang kepada syeikhku. Aku keluar dan pergi ke toko makanan yang cukup terkenal di daerah kami dan rata-rata teman-temanku suka dengan makan ini, aku membawakan makan yaitu, mandy yaman aku memesan dua nampan besar untuk tasyakuran. Selama perjalan pulang aku tidak berhenti-hentinya bersyukur kepada Allah S.W.T.
Cinta Allah cinta yang tak bertepi. Jikalau sudah mendapatkan cinta-Nya, dan manisnya bercinta dengan Allah, tak ada lagi keluhan, tak ada lagi tubuh lesu, tak ada tatapan kuyu. Yang ada adalah tatapan optimis menghadapi segala cobaan, dan rintangan dalam hidup ini. Tubuh yang kuat dalam beribadah dan melangkah menggapai cita-cita tertinggi yakni syahid di jalan-Nya.
Sampailah aku di flat, aku langsung memanggil bang ragiel, dan aku menceritakan semua kejadian hari ini. Bang ragiel pun senang mendengar berita ini, kemudian aku mengambil dari dapur plastik besar yang aku bawa dari bawah. Kami semua menikmati santapan makan malam dengan nikmat. Hari ini kau sangat bahagia,dengan keadaan seperti ini Allah memberikan aku sebuah kado yang sangat indah.
Bagaimana mungkin Allah mengabulkan permintaan seorang hamba yang merintih menengadah kepada Allah di malam hari, namun ketika siang muncul, dia pun melakukan maksiat.
Kumandang adzan isa menandakan bahwa waktu isa telah masuk, kami semua langsung bergegas untuk pergi melaksanakan shalat berjamaah di mesjid. Selesai kami melaksanakan shalat berjamaah di mesjid, kami melaksanakan kegiatan kembali, aku tetep berada di mesjid, karena aku setelah ba’da Isa harus menyetorkan hafalanku. Setelah selesai semua, aku kembali ke flat untuk istirahat, aku ingin tidur lebih awal karena besok aku harus menyiapkan pembuatan makalah untuk di kirim ke salah satu website islam di Indonesia, penulisan makalah ini sudah aku tekuni sejak kuliah selain aku harus kuliah aku juga memiliki kesibukan lain yaitu menulis. Untuk mengisi waktu luang setelah melaksanakan kewajiban terlebih dahulu seperti membaca Al-Quran. Tak lupa aku melaksanakan shalat tahajud sebelum tidur.
Menyentuh jiwa ini,dengan di tengah malam berdzikir kepda Allah S.W.T memohon ampunan kepada-Nya. Setelah melaksanakan shalat malam dan di sudahi dengan dzikir aku mengambil notebookku untuk menulis mekalah yang akan aku kirim ke salah satu website muslim di Indonesia, pikiran yang masih segar, belum tercampur dengan pikiran yang lain, aku menulis dengan lancar, aku menulis sebuah judul “24 Hours In The Life Of A Muslim”. aku menulis makalah ini dengan bahasa inggris sebanyak sepuluh halaman,
• Waking up in the morning

One of the basic differences between Muslims who live their lives according to the teachings of the Qur'an and those people who reject Allah is this: the wisdom Allah gives to those who use their conscience and stand in awe of the glory of Allah. (For a detailed discussion see Harun Yahya's True Wisdom Described in The Qur'an) Because of their wisdom, believers are immediately aware of the reason behind events that godless people and those unable to grasp the truth regard as meaningless happenstance.
From the moment a believer wakes up in the morning, he knows that there is (as Allah calls them in the Qur'an), a "sign" in every experience he has in the course of a day. The word "sign" is given to those events in existence that are clear proofs of the existence, unity and the attributes of Allah—and it is also the name for a verse of the Qur'an. Another idea similar in meaning is "the facts that lead to faith." This may be defined as those facts that bring a person to faith, and at the same time cause faith to grow, develop and become strong. But only those who sincerely turn to Allah can recognise these "signs" and facts that lead to faith. The 190th verse of Surah Al 'Imran is an example of this:

In the creation of the heavens and the earth, and the alternation of night and day, there are Signs for people with intelligence. (Surah Al 'Imran: 190)

Cleaning

There are some reasons for the changes that happen to your body when you wake up in the morning. Your face swells, your hair is dirty, your body has an unpleasant odour and there is an unwelcome taste in your mouth. The swollen face you see in the mirror and your unkempt appearance show you just how dependent you are. Everyone must wash their face in the morning, brush their teeth and groom himself or herself. This reminds someone who has espoused the teaching of the Qur'an that in this he is no different from other people, and that only Allah has no imperfections.
Moreover, when someone who sincerely turns to Allah looks in the mirror and feels uncomfortable at what he sees, he understands better that he cannot possess anything of beauty by the power of his own will.
It can be seen that Allah has created in His slaves some imperfections to remind them of their dependence on Him. The fact that a person's body and environment become dirty within a short time is an example of this. But Allah has shown people how to overcome these imperfections and has made blessings such as soap and detergent available to us. Allah shows this to us in the Qur'an:

For truly with hardship comes ease; truly with hardship comes ease. (Surat al-Inshirah: 5-6)

Dressing

While a believer decides on what clothes he is going to wear during the day and gets dressed, he is aware of an important fact: that clothing is one of Allah's countless blessings and there is good reason for its existence. Everyone benefits from this blessing, but only a Muslim who lives according to the teaching of the Qur'an properly appreciates that beautiful clothing is a mercy from Allah and thanks Him for it. Clothing immediately reminds the believer that living things are the source of wool, cotton and silk clothing. The articles of clothing we use, almost every moment of our lives, are obtained from plants and animals that are wonders of creation. In other words, if Allah had not created some living things with the ability to provide human beings with every kind of clothing from the most basic to the most luxurious, these raw materials would not exist.
Despite the fact that they know this, some people either ignore it or, because of the error of their ways, don't appreciate the blessings they have. Because they were given the clothes they need from the minute they were born, dressing has become a habit for them. This habit prevents them from realising that their clothing is a blessing and from giving thanks for it. But one of the reasons why our Lord created blessings in this word is that human beings would thank Him for them. So, let's examine the reasons why Allah created clothing for us beginning with the benefits it provides us.
Clothing is like a shield that protects the human body from cold, the dangerous rays of the sun and minor dangers such as cuts and bruises from our environment. If we didn't have clothing, the thin skin that covers the human body would often be injured by these kinds of small accidents. They are painful, a threat to health and the skin could take on a very bad appearance.
Our Lord in the Qur'an reveals another reason behind the creation of protective clothing:

Children of Adam! We have sent down clothing to you to conceal your private parts, and fine apparel. (Surat al-A'raf: 26).


Breakfast

Every believer to whom Allah has given the ability to think and understand knows when he goes into the kitchen to make breakfast in the morning that all the blessings of food and drink given in creation are facts leading to faith.
For example, the fire he uses to cook his food can cause a great deal of harm to him as well as to many other things; it also has the ability to destroy. But heat is a requirement for making food edible and from this point of view it is a very great blessing. In other words, like everything else on the earth, fire has been put at the service of human beings. In the Qur'an, Allah says,
And He has made everything in the heavens and everything on the earth subservient to you. (Surat al-Jathiyya: 13).

On The Way

People who have finished their breakfast and made themselves ready expect to have various challenges in their work places, schools and other areas. Most people have things they need to accomplish before the end of the day. Allah describes this situation in the Qur'an:

In the daytime much of your time is taken up by business matters. (Surat al-Muzzammil: 7)
… He made the day a time for rising. (Surat al-Furqan: 47).
A believer sees the day before him as an opportunity to win Allah's love and approval and to attain the Garden for which he needs to strive to do good works. No matter how busy he is, he is careful never to forget to seek Allah's approval. He takes as his example Sulayman (as)'s prayer, as recounted in the 19th verse of Surat an-Naml, desiring that our Lord will inspire him in the things he will do in the course of the day:

"My Lord, keep me thankful for the blessing You have bestowed on me and on my parents, and keep me acting rightly, pleasing You, and admit me, by Your mercy, among Your slaves who are right-acting." (Surat an-Naml: 19)

Everyone who leaves home on the way to school or work encounters many people, things and events to think about. Everything a person sees exists in Allah's knowledge and has come to be by His will and happens for a definite reason. So, when a believer looks up at the heavens with this in mind, he sees that they are marvellously created. He understands that the truth of the following verse is before his eyes: "We made the sky a preserved and protected roof …" (Surat al-Anbiya': 32)


At work

Most adults devote a large part of their day to work. But those who act according to the teachings of the Qur'an are significantly different from their colleagues, who share a common morality. For a believer, no matter how urgent his business may be during the day, to perform his service to and worship of Allah is more important than anything else. Allah reveals this in the Qur'an:

…Say: "What is with Allah is better than trade or entertainment. Allah is the Best of Providers." (Surat al-Jumu'a: 11)

A believer is aware of this, and no work will prevent him from remembering Allah's name or performing his worship; he will not neglect or postpone any religious obligation for the sake of material gain. Our Lord draws our attention to this in a verse of the Qur'an:
In houses which Allah has permitted to be built and in which His name is remembered, there are men who proclaim His glory morning and evening, not distracted by trade or commerce from the remembrance of Allah and the establishment of prayer and the payment of zakat; fearing a day when all hearts and eyes will be in turmoil. (Surat an-Nur: 36-37)

The reason for drawing attention to commerce in this verse is because the desire for material profit is one of the biggest weaknesses among human beings. Some people are prepared to neglect the precepts of the deen for the sake of earning more money, obtaining more property or gaining more power. For example, they don't say their prayers or fulfil any other obligations, and they don't display fine qualities of character even though they are able to do so.
There are a number of things that these people expect in return for their labours. They want a good life in this world, to be prosperous, to gain position and respect and be honoured in society, to have a good marriage and praiseworthy children… These are a few of the things that people divorced from the values of the Qur'an even go so far as to choose instead of the afterlife. Indeed, all these things are legitimate blessings to which everyone who aims to win Allah's pleasure and attain the afterlife may also aspire. Believers also want to have the same blessings: useful employment, to earn money and own property. But they have some qualities that separate them from other people: they do all their work to please Allah, spend their money in ways that Allah has advised, and in their business, as in everything else, they meticulously obey Allah's commands.
In a verse of the Qur'an, Allah draws our attention to the dangers of regarding commerce as preferable to the deen:

Say: "If your fathers or your sons or your brothers or your wives or your tribe, or any wealth you have acquired, or any business you fear may slump, or any house which pleases you, are dearer to you than Allah and His Messenger and doing jihad in His Way, then wait until Allah brings about His command. Allah does not guide people who are deviators." (Surat at-Tawba: 24).

Shopping

Today shopping is an important activity for many people. For example, many people spend hours, even days, visiting stores to find clothes to show off to their friends. They spend a lot of money on clothes that they will wear only a few times in their lives, and despite the fact that their closet is full, they may buy new clothes with undiminished passion. For these people, shopping has gone beyond being a means to meet their needs and become an important part of their lives. It is characteristic of some that they actually lose themselves in shopping and very often buy things that later on they will regret having bought.
Surely, shopping is necessary for everyone and can even be a pleasant chore. But the error in it is that it may instil worldly desires in people and make them completely oblivious of the afterlife. They devote their whole lives, thoughts and plans to this activity, and instead of seeking ways to please Allah Who created them, they try to find satisfaction in minor occupations such as shopping.
As in every area of life, a person who lives according to the teachings of the Qur'an will also try to see in the activity of shopping the good that Allah has created and the meaning behind things that happen. For him, shopping is not aimless wandering but the opportunity to supply him and his family with what he needs. Shopping will certainly not take him away from performing the service he owes to Allah. Allah commands believers in the Qur'an:

Restrain yourself patiently with those who call on their Lord morning and evening, desiring His face. Do not turn your eyes from them, desiring the attractions of this world. And do not obey someone whose heart We have made neglectful of Our remembrance and who follows his own whims and desires and whose life has transgressed all bounds. (Surat al-Kahf: 28).

Exercise and physical training

Every person of faith knows that his body has been entrusted to his use for a short time in this earthly life; he is responsible for caring for it as best he can, so he is careful about his health. For this reason, he devotes some serious time in his daily activities for exercise or physical training. Exercise and physical training help to strengthen the body, give it endurance and enable it to function in an orderly and healthy way and will make it possible for the believer to work even better to please Allah and do right action.
A human being's metabolism is not in accord with inactivity, it is created to support movement. Today it is recognised that exercise has many benefits: it strengthens the body's immune, circulatory, respiratory and nervous systems; it makes the body more resistant to germs and disease; it ensures the orderly functioning of the hormonal system, the heart and the arteries; it strengthens the muscles, joints and tendons; in improves conditioning and robustness; it helps maintain balance in the blood sugar, reduce the level of "bad" cholesterol and increase the level of "good" cholesterol.
Another reason why people of faith make efforts in this regard is that physical health is a quality that Allah draws attention to in the Qur'an. For example, it can be seen in verse 144 of Surat al-A'raf, in which Allah speaks to Musa (as) and chooses him to lead the Children of Isra'il, that accounts about him tell of his physical strength. Another verse tells of the physical strength of Talut (as) who was sent to rule over his people:

Their Prophet said to them, "Allah has appointed Talut to be your king." They said, "How can he have kingship over us when we have much more right to kingship than he does? He has not even got much wealth!" He said, "Allah has chosen him over you and favoured him greatly in knowledge and physical strength. Allah gives kingship to anyone He wills. Allah is All-Encompassing, All-Knowing." (Surat al-Baqara: 247).

Saying prayers

Verse 56 of Surat adh-Dhariyat which reads "I only created jinn and man to worship Me" declares that Allah has created human beings to serve Him. In other words, the purpose of human creation is, as Allah says in the Qur'an, to serve our Lord Who has created all things. So, those who accept the Qur'an as their guide put worshipping Allah above all other things, and they spend their short lives—seventy-odd years if they are granted that much—with a view to the afterlife and to winning Allah's favour. This shows itself in every moment of their earthly lives.
A believer is aware that the teachings of the Qur'an apply not only to a part of his life in this world, or to moments or stages in it, but to the whole life. He obeys Allah's commands to the fullest of his abilities and does as many good works as he can. He spends his time in the acts of worship that Allah has revealed in the Qur'an, and when he finishes one work, he goes on to another. Because Allah says in verse 162 of Surat al-An'am, "Say: 'My prayer and my rites, my living and my dying, are for Allah alone, the Lord of all the worlds'", he pursues what is good and beneficial and there is no break, stop or limit in his efforts. For a believer, beginning a new job after the previous one has been completed is necessary because he knows that he must spend every second given to him in this earthly life working to win Allah's favour, and that he will give account in the afterlife of every moment he has spent in this world. For this reason, he spends every minute hoping only to win Allah's approval, and doing those things that he hopes Allah will most approve of. In the Qur'an, Allah tells believers to exert their efforts in this direction:

So when you have finished, work on. (Surat al-Inshirah: 7)
The believer's actions to win Allah's favour are uninterrupted from one day to another. This is indicated in verse 76 of Surah Maryam: "In your Lord's sight, right actions which are lasting are better both in reward and end result."
And in another verse, our Lord reveals that He wants people to persevere in their worship:

He is Lord of the heavens and the earth and everything in between them, so worship Him and persevere in His worship. Do you know of any other with His Name? (Surah Maryam: 65).

Going to bed at night

For all thinking people, there are many matters to reflect on in the creation of the night. Our Lord announced this to human beings in the following verse of the Qur'an: "A Sign for them is the night: We peel the day away from it and there they are in darkness." (Surah Ya Sin: 37) One of these matters is hidden in the gradual disappearance of the light and the darkening of the sky. Because of this slow transition, living things easily become accustomed to the differences in light and temperature between day and night and suffer no harm because of them. Allah, with His supreme knowledge and power, has mercy on His slaves and all living things, and He gives this blessing to all people but most do not think of it even once in their lives.
When a person who lives by the values of the Qur'an considers these things, he sees another proof of what Allah revealed in verse 92 of Surah Yusuf: "… He is the Most Merciful of the merciful."
There is no doubt that the alternation of day and night is one of the countless blessings created by Allah for humanity. In order to understand this better, our Lord draws our attention to these things in the Qur'an:
Say: "What do you think? If Allah made it permanent night for you till the Day of Rising, what god is there other than Allah to bring you light? Do you not then hear?"
Say: "What do you think? If Allah made it permanent day for you till the Day of Rising, what god is there other than Allah to bring you night to rest in? Do you not then see?'"(Surat al-Qasas: 71-72).

Waktu adzan subuh telah masuk teman-teman satu flat juga sudah bersiap untuk melaksanakan shalat subuh berjamah, aku matikan notebookku, dan aku begegas ke mesjid. Hari ini aku harus mengerim makalah yang telah aku tulis karena hari ini akan di terbitkan.Setelah selesai shalat berjama’ah aku pergi ke kampus untuk mengirim makalah tersebut, selesainya aku mengirim makalah tersebut aku ke mesjid terdekat untuk membaca buku pelajaran untuk menyiapkan ujian yang sebentar lagi tiba. Hari ini aku sibukkan dengan membaca buku sampai waktu dzuhur tiba, aku shalat dzuhur berjama’ah dan setelah itu aku pergi ke salah satu teman indonesiaku untuk mengembalikan buku yang telah selesai aku pinjam. Aku makan siang dan pulang kembali ke flat untuk istirahat. Waktu ashar telah masuk, aku mengambil wudhu dan pergi menuju mesjid Manjak untuk shalat berjama’ah. Hari ini terasa sangat panas sekali, kepalaku terasa pusing sekali ketika biasa setelah selesai shalat berjama’ah aku membaca Al-Quran terlebih dahulu,walaupun kepala ini sangat pusing aku tetap menjalakan rutinitasku ini. Uang jajanku untuk bulan ini sangan berlebih, aku niatkan untuk membeli sepeda agar mengirit uang service. Lusa harinya setelah ashar aku sudah menggunakan sepeda yang baru saja aku beli hari ini, sekarang aku sudah memiliki kendaraan pribadi meskipun hanya sepeda ontel. Aku berpergian selalu menggunakan sepeda tersebut termasuk untuk ke kampus, setelah seminggu belajar habis-habisan untuk menyiapkan ujian, tak terasa sekarang sudah hari sabtu dan senin sudah mulai ujian. Setelah selesai dari mesjid dekat kampusku, aku pulang. Ketika di jalan aku sedang ngebut mengendarai sepedaku, aku melihat seorang wanita dalam mobil Ford Bronco. Dia tak melihatku. Dia menancap gas-dan langsung menabrakku.
Aku melayang dan mendarat dengan kepala lebih dulu di perempatan. Tanpa helm. Dengan kepala lebih dulu, aku berguling-guling sampai terhenti di tikungan.
Aku sendirian. Tak ada tanda pengenal, tak ada apa pun. Aku mencoba bangkit. Tapi kemudian orang-orang mulai mengelilingiku, dan seorang berkata, “Jangan,jangan bergerak!” aku berbaring dan menunggu ambulans sementara wanita yang menabrakku menjadi histeris. Ambulans datang dan membawaku ke rumah sakit. Di sana aku masih cukup sadar untuk mengingat nomer teleponku yang memang tertinggal, dan pihak rumah sakit menelpon temanku, yang juga menjadi histeris.
Aku mengalami gegar otak ringan, dan menerima banyak jahitan di kepalaku, dan beberapa jahitan lagi di sebelah kakiku, yang terkoyak cukup besar. Mobil itu menabrak sisi tubuhku, sehingga lututku terkilir dan sobek, dan terpaksa harus mengenakan penyangga berat. Sedangkan sepeda ku bentuknya sudah tak keruan.
Aku menjelaskan kepada dokter yang merawatku bahwa aku akan menghadapi ujian akhir untuk kenaikan semester kedua yang diadakan dua hari lagi di kampusku, Abu Nour. Dokter pun berkata,”Tentu saja tidak bisa. Kau tidak bisa melakukan apa-apa selama tiga minggu. Jangan berlari,jangan berjalan.”
Aku terbaring lemah di rumah sakit, untuk kali ini aku tidak bisa memaksa untuk menjalankan aktivitasku dengan kondisi yang menurutku sangat parah. Aku ingat. Setelah isa aku aku harus menyetorkan hafalanku ke syeikh Abu Annas, aku mencoba untuk bangun. Ternyata memang tidak bisa, aku membuka handphoneku dan mengabari kepada syeikhku tentang kecelakaan ini. Setelah mendengar kabar ini, beliau langsung datang untuk menjengukku. Aku sangat sedih karena harus merepotkan orang di sekitarku. Beberapa menit kemudian, syeikh Abu Annas datang dan langsung membisikiku dan mendoakanku. Setelah beliau mendoakanku, hatiku menjadi tenang.
Aku memanggil dokter yang merawatku untuk membantuku mengantarkanku mengambil wudhu karena aku belum shalat maghrib. Dokter pun berkata,”Kamu tidak boleh terkena air dulu. Karena lukamu masih basah.” Aku bertayamum dan shalat sambil berbaring. Setelah shalat selesai aku tetap menyetorkan hafalanku kepada beliau, beliau pun tak keberatan bila harus mendengarkanku setiap hari. Sepertinya beliau datang tidak sendirian, aku melihat ada perempuan yang menunggu di dekat pintu. Beliau datang bersama anak perempuannya,dan beliau mengajaknya masuk untuk memberikan aku buah-buahan. Aku merasa terlalu di manja sekali dan merasa sangat merepotkan orang lain. Beliau yang datang ke rumah sakit. Terkadang membawakanku buah-buahan.
Aku tidak bisa mengikuti ujian semester keduaku, padahal aku sudah menyiapkan semuanya untuk ujian yang di laksanakan pada hari senin ini. Allah tidak mengizinkan aku untuk mengikuti ujian. Aku harus bisa menerima dengan ikhlas semua takdir yang Allah berikan kepadaku. Aku harus beristirahat selama tiga minggu untuk mengeringkan lukaku. Terpaksa aku harus mengulang pelajar pada semesrter kali ini, di kampusku tidak ada ujian susulan. Aku tidak mengabarkan keluarga yang di rumah, karena mereka pasti akan menghawatirkan kondisiku sekarang, aku tidak mau lagi banyak merepotkan orang lagi. Aku harus kuat mengahadapinya, tegar. Aku yakin di balik kejadian ini Allah menyembunyikan sesuatu untukku.
Aku bingung siapa yang akan membayar biaya pengobatanku ini, pasti biayanya sangat mahal. Sedangkan uangku untuk bulan ini sudah habis terpakai untuk membeli sepeda. Dan sepeda itu pun sudah hancur. Aku tidak boleh berlama-lama di rumah sakit, semakin lama aku di sini maka biayanya semakin mahal. Hari keempat, aku merasakan sedikit kesehatan pada kaki lututku yang robek, aku mulai sedikit berani menggerakan kaki untuk ke luar kamar. Tapi aku merasakan jahitan di kepalaku sangat sakit. Aku mendapatkan sekitar lima jahitan di kepalaku, aku kembali berbaring. Setelah hari ketujuh aku merasakan lebih membaik, aku mencoba berdiri keluar untuk merasakan udara di luar ditemani temanku bang ragiel. Iya, aku sangat senang bisa berjalan ke luar, meskipun harus memakai penyanggah besar untuk membantuku berjalan. Kepalaku di perban, seperti orang yang terkena penyakit kanker. Aku masih tidak bisa banyak untuk berpikir, karena aku merasakan sakitnya kepala ini. Teman-teman kampusku sekarang sedang berjuang untuk menghadapi ujian, aku mendoakan mereka agar di mudahkan ketika mengerjakan soal.
Hari berikutnya, aku mendapatkan kabar. Klo aku bisa mengikuti ujian susulan. Aku sangat bersyukur. Teman sekelasku menceritakan semua kejadian ini, dia memang sangat pintar di kelas,dia juga menjadi sainganku apabila di dalam kelas tapi dia dia sangat baik kepadaku. Aku harus bisa memanfaatkan kesempatan ini, nilaiku harus lebih baik dari siapapun. Aku ingin membanggakan keluargaku di rumah dan juga teman-teman yang telah aku tinggalkan. Aku harus sembuh dengan waktu cepat, karena kampusku hanya memberikan kelonggaran dua minggu untuk beristirahat, aku terus berdoa kepada Allah agar aku bisa mengikuti ujian.
Semakin hari aku merasakan keadaanku semakin baik, pelan-pelan aku sudah bisa berjalan tanpa di bantu oleh temanku. Aku sudah bisa membaca buku-buku besar, seperti buku pelajaranku yang akan diujikan. Ketika waktu ujian susulan tiba, aku sudah siap untuk mengikiutinya. Aku yakin dengan kesungguhanku untuk menuntut ilmu aku akan mendapatkan nilai terbaik. Selama tingga minggu aku mengikuti ujian, semuanya aku kerjakan dengan mudah tanpa satu pelajaran pun yang aku lewatkan, apalagi sampai tidak bisa menjawabnya. Nilai ujianku akan keluar bersamaan dengan nilai teman-temanku yang lain. Untuk pembayaran rumah sakit, aku meminjam uang dari temanku. Untuk semantara waktu aku meminjam uang temanku dulu. Aku juga belum mendapatkan kiriman dari Indonesia, tapi aku tidak berharap banyak, aku harus mencari solusi agar aku bisa mengahasilkan uang agar bisa membayas semuanya. Hari semakin hari keadaan semakin baik, tapi perban dikepalaku ini masih harus di gunakan sampai dokter membolehkan untuk dilepaskan. Aku mulai mencari kerjaan, aku mendapatkan pekerjaan untuk menjaga sebuat toko kue, lumayan sebulan aku bisa mendapatkan 5000 syirian pounds. Walaupun aku bekerja, aku tetap tidak pernah meninggalkan talaqqi yang biasa aku ikuti.
Sudah tak terasa tiga bulan aku pekerja, aku sudah bisa membayar semua hutangku. Aku minta untuk berhenti dari temepat kerjaanku, karena bekerja bukan keingiinan awalku di sini. Aku harus belajar, menuntut ilmu untuk masa depanku. Besok lusa temanku dari Indonesia akan datang, mustaghfir. Besok lusa aku setelah dhuzur akan menjemputnya di mator. Hari ini aku harus pergi ke rumah sakit untuk melepaskan jahitan di kepalaku. Saat pelepasan jahitan di kepalaku, aku sangat merasakan sakit yang sangat sakit. Bagiku ini sangat tidak sebanding dengan perjuangan Rasulullah pada saat membela agama Allah, beliau dilempari batu, dilempari kotoran unta, dibilang orang gila, tapi beliau tetap tegar. Selesai melepas jahitan dikepalaku, aku dipakaikan perban lagi.
Setelah dari rumah sakit, aku sedikit beristiraahat di flat sampai waktu ashar tiba, waktu adzan ashar tiba aku bergegas ke mesjid untuk melaksanakan shalat berjamaah di mesjid Manjak, dan seperti biasa setelah ashar aku membaca Al-Qur’an sampai maghrib tiba.

4 komentar:

  1. siph met, lanjutkan tulisan-tulisannya. jangan berhenti menulis. karena menurut Bang Pram (Pramoedya Ananta Toer):
    “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”

    BalasHapus
  2. semoga ini jadi awal untuk menjadi seorang penulis :)

    BalasHapus
  3. laik dis dah ..... ^^v


    lanjutkan met !!!!

    BalasHapus


Pengikut

Arsip Blog

About Me

Foto saya
Damascus, Syria
www.ppisyria.com